Kepala DKP3 Kota Banjarmasin,
Yuliansyah Effendi.
Banjarmasin - Dibandingkan menjalankan program penanaman dua kali, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin lebih tertarik, lahan pertanian yang ada untuk dijadikan penghasil benih padi.
Pasalnya, menurut Kepala DKP3 Kota Banjarmasin, Yuliansyah Effendi program penanaman dua kali cukup sulit dilakukan karena tergantung cuaca alam di Kota Banjarmasin.
Terlebih, Kota Banjarmasin merupakan wilayah rawa dan sering terjadi pasang surut air laut.
"Di awal tahun tadi saja, kita tidak bisa melakukan penanaman karena air sedang pasang dan mengenangi lahan pertanian. Hal ini menjadi kendala kita sehingga belum bisa," ungkap Yuliansyah kepada babuncu4news.com, Selasa (15/7/2025).
Seandainya, cuaca alam sesuai musim normal, menurut Yuliansyah sangat mungkin penanaman dua kali dilakukan. Contohnya saja, tahun lalu penanaman dua kali ini sukses dilakukan.
"Jadi untuk penanaman dua kali ini harus penyesuaian alam karena perairan kita pasang surut. Bukan irigasi teknis, seandainya irigasi teknis, tiga kali pun mungkin bisa. Kalau ini kita bergantung dengan alam," jelasnya.
Meski penanaman dua kali dirasa masih sulit. Namun pihaknya tetap mencoba meneruskan program tersebut. Terlebih, pernah berhasil dilakukan.
Sementara untuk benih padi, menurutnya harga jualnya lebih mahal ketimbang beras konsumsi. Hal ini, yang membuat pihaknya tertarik untuk beralih menjadikan Kota Banjarmasin sebagai penghasil benih padi.
"Harga jualnya bisa sampai 2 kali lipat dari harga gabah lokal biasa maupun beras konsumsi karena jenis benih unggul. Makanya kita menginginkan Kota Banjarmasin ini sebagai penghasil benih padi," katanya.
Kendati demikian, tak dipungkirinya menanam benih padi juga tetap bergantung pada kondisi alam. Namun, paling tidak harga benih lebih mahal ketimbang beras konsumsi.
Adapun rencana ini lanjutnya, sudah penjajakan dengan Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai pembeli.
"Sebelum dilakukan, ya kita uji cobakan dulu dengan petani sebagai pemilik lahan," ujarnya.
Namun, menurutnya rencana ini sangat disambut antusias para petani. Terutama di Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur yang memiliki lahan pertanian cukup luas.
(Hamdiah)