Trending

BPBD Banjarmasin Imbau Warga Waspada Puncaknya Air Pasang, Ketinggian Sampai 3 Meter

Kondisi banjir rob di wilayah Kelurahan Pemurus Baru, Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Banjarmasin - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin meminta masyarakat mewaspadai potensi puncak air pasang yang diprediksi mencapai tiga meter di bulan November 2025 ini.

Hal itu, berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan referensi buku pasang surut Kelautan. Ketinggian air di Kota Banjarmasin berisiko meningkat, terutama di malam hari sekitar pukul 23.00 hingga 00.00 Wita.

Kepala BPBD Banjarmasin, Husni Thamrin menjelaskan jika level air sudah mencapai 2,5 meter. Maka ada beberapa wilayah yang mulai tergenang. 

"Bila mencapai tiga meter, genangan di permukiman bisa berkisar antara 50–60 sentimeter," ungkap Husni, Selasa (11/11/2025).

Lebih lanjut, Husni memaparkan Kota Banjarmasin sendiri memiliki posisi geografis yang berada 16–19 sentimeter di bawah permukaan laut. Sehingga cukup rentan terhadap limpasan air, terutama jika air pasang terjadi bersamaan dengan hujan deras. 

Meski demikian, ia nilai sistem sungai di kota tersebut masih mampu mengalirkan air secara efektif, asalkan saluran tidak tersumbat. 

Menurutnya, genangan idealnya surut dalam 2–3 jam. Namun, jika bertahan hingga setengah hari atau lebih, kemungkinan ada masalah pada sistem drainase yang ada.

"Makanya masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk rutin membersihkan saluran air dan membersihkan gorong-gorong dan saluran air, terutama area di bawah rumah panggung," tuturnya.

Di samping itu, ia membeberkan saat ini BPBD Kota Banjarmasin tengah menyiapkan Surat Edaran (SE) dari Wali Kota Banjarmasin yang nantinya akan disebarkan ke berbagai pihak.

"Mulai dari SKPD, kecamatan, kelurahan, RT/RW hingga pelaku dunia usaha untuk bergotong royong membersihkan lingkungan menjelang musim hujan," ujarnya.

Lebih jauh, ia menuturkan wilayah bantaran Sungai Barito seperti Basirih, Mantuil, Kubah, dan Alalak diperkirakan menjadi daerah yang paling rawan terdampak. 

Sementara di Kecamatan Banjarmasin Timur, masalah utama genangan lebih banyak berasal dari air kiriman daerah lain.

"Untuk saat ini belum menetapkan status siaga atau darurat, masih tahap imbauan dan persiapan kewaspadaan," imbuhnya.

Ia menekankan bahwa peran aktif masyarakat serta kebersihan lingkungan merupakan faktor utama untuk mencegah banjir rob yang meluas. Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan potensi genangan jika air pasang terjadi bersamaan dengan hujan lebat.


(Hamdiah)
Lebih baru Lebih lama