Banjarmasin - Peningkatan kapasitas Sungai Veteran yang masuk dalam program program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) sempat dikritik masyarakat karena dinilai mempersempit lebar sungai di kawasan tersebut.
Menanggapi hal itu, Balai Sungai Kalimantan bantah proyek ini mempersempit lebar sungai karena Sungai Veteran sendiri memang semula sudah sempit dengan lebar hanya sekitaran 2-3 meter.
"Terlihat dari jembatan-jembatan yang dulu dibangun di atas Sungai Veteran. Lebarannya seperti itu," ungkap Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Kalimantan III, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Ridwan Fauzi Rahman, Kamis (8/5/2025).
Namun seiring dengan program normalisasi sungai itu lanjut Ridwan, Sungai Veteran akan dilebari menjadi sekitar 8 meter dengan merata mulai dari ujung Klenteng Soetji Nurani hingga ke Sungai Gardu dengan kedalaman sekitar 3-4 meter.
"Dengan desain yang direncanakan itu, bisa berfungsi untuk mengendalikan banjir di kawasan veteran," kata Ridwan.
Disinggung apakah Sungai Veteran dengan desain lebar 8 meter itu nantinya benar-benar mampu mengendalikan banjir? Menurutnya dari perhitungan desain, sudah cukup untuk mengendalikan banjir.
"Malah desain awal itu lebarnya hanya sekitar 7 meter. Tapi setelah ada pembahasan dengan kementerian akhirnya dioptimalkan dari 7 meter menjadi sekitar 8 meter," jelasnya.
"Kalau untuk perhitungan kondisi sekarang pada debit banjir itu hanya bisa sekitar 3,5 meter kubik per detik. Tapi setelah kita kerjakan dengan desain yang lebar 8 meter itu debit banjirnya sekitar 35 meter kubik per detik," sambungnya.
Sementara itu, mengingat desain proyek ini akan diapit dua jalan yang mana saat ini juga tengah dilakukan pengurukan tanah.
Jalan yang akan menjadi akses warga itu nantinya dibangun dengan lebar sekitar 4 meter dan 1 meternya untuk pedestrian.
"Karena di sebelah sisi sana padat permukiman makanya dibuat akses jalan," akhirnya.
(Hamdiah)