Babuncu4news.com
Kerajinan tikar lampit, warisan budaya khas Kalimantan yang terbuat dari anyaman rotan, kini semakin sulit ditemukan. Seiring dengan perkembangan zaman dan maraknya penggunaan tikar berbahan sintetis, minat masyarakat terhadap tikar lampit mulai berkurang.
Dulu, tikar lampit menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, digunakan sebagai alas duduk maupun tidur karena keunggulannya yang sejuk dan tahan lama. Namun, tingginya harga bahan baku rotan serta berkurangnya pengrajin akibat minimnya regenerasi membuat produksi tikar lampit semakin langka.
Salah satu pengrajin, mengungkapkan bahwa kini hanya segelintir orang yang masih bertahan dalam usaha ini. "Anak muda kurang tertarik karena dianggap kurang menguntungkan. Padahal, ini warisan leluhur yang harus dijaga," ujarnya.
Jika tidak ada upaya pelestarian, baik melalui dukungan pemerintah maupun kesadaran masyarakat, bukan tidak mungkin tikar lampit hanya tinggal sejarah. Perlu langkah konkret, seperti inovasi desain, promosi digital, serta edukasi kepada generasi muda agar kerajinan ini tetap bertahan dan tidak punah di telan zaman.