Babuncu4news.com, Kalimantan Selatan, daerah yang dikenal dengan julukan "Bumi Lambung Mangkurat", memiliki warisan budaya yang kaya, salah satunya adalah senjata tajam tradisional. Senjata khas ini tidak hanya digunakan sebagai alat pertahanan dan berburu di masa lalu, tetapi juga menjadi simbol kebudayaan dan identitas masyarakat Banjar serta suku Dayak di wilayah ini.
Mandau, Senjata Suku Dayak yang Sakral
Salah satu senjata paling terkenal dari Kalimantan Selatan adalah Mandau, yang identik dengan suku Dayak. Mandau memiliki bilah yang sedikit melengkung dengan ukiran khas pada bagian punggungnya. Senjata ini sering dihiasi dengan ornamen seperti ukiran khas Dayak dan helaian rambut manusia atau hewan sebagai simbol kekuatan. Selain sebagai alat perang di masa lalu, Mandau juga memiliki nilai spiritual dan sering digunakan dalam ritual adat Dayak.
Terdapat dua jenis Mandau, yaitu Mandau biasa yang digunakan sebagai senjata dan Mandau Tambun, yang berfungsi lebih sebagai benda pusaka atau simbol kebanggaan. Pembuatan Mandau dilakukan secara tradisional dengan menggunakan besi berkualitas tinggi yang ditempa secara manual, sehingga menghasilkan bilah yang tajam dan kuat.
Keris Banjar, Senjata dengan Nilai Filosofis
Selain Mandau, masyarakat Banjar juga memiliki senjata khas berupa Keris Banjar. Keris ini memiliki bentuk khas dengan bilah yang lebih ramping dan sering kali dihiasi dengan pamor atau corak unik. Keris Banjar bukan hanya senjata, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi dan sering dijadikan benda pusaka turun-temurun.
Keris Banjar banyak digunakan dalam acara-acara adat, seperti pernikahan, pelantikan pemimpin, hingga upacara sakral lainnya. Bagi masyarakat Banjar, keris melambangkan keberanian, kehormatan, serta status sosial seseorang.
Parang Ilang, Senjata Multifungsi Suku Dayak Meratus
Selain Mandau dan Keris Banjar, suku Dayak Meratus juga memiliki senjata khas lainnya, yaitu Parang Ilang. Parang ini memiliki bentuk yang unik dengan bilah panjang dan gagang melengkung, sering digunakan untuk berburu, berladang, serta keperluan sehari-hari lainnya. Berbeda dengan Mandau yang lebih simbolis, Parang Ilang lebih banyak difungsikan sebagai alat kerja bagi masyarakat Dayak di Kalimantan Selatan.
Perlindungan dan Pelestarian Senjata Tradisional
Meskipun senjata-senjata ini sudah jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, pelestariannya tetap dilakukan oleh para pengrajin dan komunitas budaya. Saat ini, banyak senjata tradisional Kalimantan Selatan yang dipamerkan di museum atau dijadikan koleksi oleh para pecinta budaya. Pemerintah daerah juga berupaya menjaga kelestarian senjata tradisional ini melalui festival budaya, pameran seni, dan pelatihan bagi generasi muda agar tidak kehilangan identitas budaya mereka.
Sebagai warisan leluhur yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi, senjata tradisional Kalimantan Selatan tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Selain sebagai artefak bersejarah, keberadaannya juga menjadi bukti keagungan peradaban suku-suku di Kalimantan Selatan.
— (dnk), Banjarmasin.