Banjarmasin - Kota Banjarmasin terpilih menjadi salah satu kota percontohan di Indonesia untuk pelaksanaan program vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) bagi siswa sekolah.
Upaya ini untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat DBD, penyakit yang kerap menjadi ancaman di daerah tropis tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Emma Ariesnawati menjelaskan program vaksinasi ini masih dalam tahap awal yakni masih dalam sosialisasi kepada sekolah-sekolah.
Adapun pelaksanaan vaksinasi DBD ini, sudah dijadwalkan dan rencananya mulai berjalan awal tahun 2026 mendatang.
"November ini kami fokus pada penyuluhan. Bulan Desember anak-anak sudah mulai ulangan dan libur semester. Jadi vaksinasi kemungkinan awal tahun," ungkap Emma, Selasa (11/11/2025).
Lebih lanjut, Emma menuturkan sasaran vaksinasi tahap pertama mencakup sekitar 5.000 siswa untuk kelas 3 dan 4 SD/sederajat dari sejumlah sekolah terpilih. Setiap peserta akan menerima dua dosis vaksin dengan interval penyuntikan selama tiga bulan.
Ia mengatakan selain sebagai upaya vaksinasi, program ini juga menjadi bagian dari penelitian nasional yang bertujuan mengukur efektivitas vaksin dengue dalam menurunkan angka rawat inap akibat infeksi DBD.
Anak-anak yang menjadi peserta akan diawasi selama tiga tahun untuk keperluan monitor kesehatan lanjutan.
Prosesnya terdiri dari beberapa tahap, seperti sosialisasi kepada masyarakat, perekrutan peserta (termasuk pengambilan sampel darah untuk menganalisis riwayat infeksi sebelumnya), dan pemberian dua dosis vaksin dengue.
"Kami berharap anak-anak Banjarmasin bisa terlindungi dari DBD. Selain mengurangi angka kesakitan. Ini juga upaya menekan angka kematian akibat demam berdarah," jelasnya.
Selain itu, menariknya program vaksinasi anak ini hanya dilaksanakan di tiga kota di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Palembang, dan Banjarmasin. Posisi Banjarmasin menjadi sangat strategis sebagai salah satu daerah percontohan dalam upaya nasional melawan DBD.
(Hamdiah)