Trending

Keterbatasan Fisik Tak Halangi Dian Kembangkan Usaha Kerajinan Tangan Asesoris Miliknya

Usaha kerajinan tangan milik Dian Lia penyandang disabilitas tuna daksa yang ikut berpartisipasi dalam event Bamara Fair 2025 di Ex Gedung Gubernur Siring 0 Kilometer.

Banjarmasin - Meski memiliki keterbatasan fisik, namun tak menghalangi Dian Lia untuk mengembangkan usaha kerajinan tangan miliknya seperti gelang, gantungan kunci, anting kalung dan lainnya.

Bahkan Dian mengaku sudah ikut berbagai event untuk memasarkan produk kerajinan tangan olahannya sendiri. 

"Jadi setiap ada event seperti Bamara Fair ini pasti saya ikut berpatisipasi," kata Dian, Sabtu (4/10/2025).

Dirinya sendiri merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskopumker) Kota Banjarmasin sejak tahun 2024 lalu.

Melalui pembinaan dari dinas ini lanjut Dian, pelaku usaha diajarkan bagaimana memasarkan, membranding produk hingga diikut sertakan setiap kegiatan atau event untuk memamerkan dan menjual produk.

"Senang sekali disabilitas seperti saya dirangkul pemerintah untuk bisa berkembang dan menghasilkan," tutur Dian.

Adapun dimulainya usahanya ini, Dian mengungkapkan berawal dari keinginannya untuk mengali potensi dan kebisaan yang ada di dalam dirinya di tengah keterbatasan fisik yang ia alami sebagai disabilitas tuna daksa.

Di samping memang tujuan lainnya untuk mengisi waktu luang saat wabah Covid-19 melanda di tahun 2021 lalu.

"Ini salah satu kebisaan yang saya kembangkan hingga akhirnya bisa menjadi penghasilan karena disabilitas seperti saya sulit untuk mendapat pekerjaan," ungkap Dian.

Untuk membuat kerajinan tangan ini, ia belajar secara otodidak yang semulanya hanya asesoris kecil-kecil seperti gelang tangan, gantungan kunci hingga sekarang menyasar tas rajutan dan berbagai souvenir yang diolah.

Kisaran harga produk olahannya pun beragam, dimulai dari belasan hingga puluhan ribu tergantung jenis produknya.

Misalnya gelang tangan dihargai Rp. 15 ribu. Sedangkan tas rajutan dijual dengan harga Rp. 75 ribu per satunya.

"Harga jual disesuaikan dengan kesulitan saat membuatnya," ujarnya.

Adapun pemasaran produknya, ia memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti Instagram, Tik Tok dan Facebook hingga beberapa E-commerce lainnya.

"Alhamdulillah selalu ada yang beli karena asesoris lucu-lucu seperti ini banyak diminati remaja cewek," ucapnya.

Tentunya, keterbatasan fisik yang dialaminya tak mehalangi semangatnya dalam mengembangkan kreativitas hingga membuahkan hasil dan pada akhirnya berpenghasilan sendiri melalui usaha kerajinan tangan yang ia kelola hingga saat ini.


(Hamdiah)
Lebih baru Lebih lama