Banjarmasin - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin upayakan pelestarian layangan tradisional dandang melalui perlombaan yang digelar dalam rangka meramaikan Hari Jadi (Harjad) Kota Banjarmasin ke-499 tahun.
Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin mengatakan layangan dandang bukan hanya permainan tradisional saja. Namun juga warisan budaya khas Kalimantan Selatan (Kalsel) yang harus dilestarikan.
"Apalagi layangan dandang ini sudah dikenal luas tidak hanya Indonesia tapi manca negara," kata Yamin usai membuka lomba layangan dandang yang digelar di Lapangan Rumah Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhidin, Sabtu (13/9/2025).
Terlebih lanjut Yamin, Kota Banjarmasin pernah menjuarai lomba layangan dandang di tingkat nasional.
Selain itu, perlombaan ini juga sekaligus ajang silahturahmi antar komunitas layang-layang dandang. Apalagi peserta tidak hanya dari warga kota Banjarmasin saja tapi ada dari daerah lain.
"Tadi ada seperti dari Batola (Barito Kuala), Kandangan, bahkan paling jauh dari Kalteng," akhirnya.
Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Olahraga Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin, Edy Riswan menuturkan bahwa lomba layangan dandang merupakan kali pertama yang digelar.
Namun melihat tingginya antusiasi peserta yang mengikuti dari berbagai daerah. Perlombaan ini sangat berpotensi untuk digelar ke tingkat nasional.
"Perlu persiapan matang dulu, digelar dari tingkat kota, provinsi dan pembinaan serius hingga bisa kita gelar secara tingkat nasional," kata Edy.
Edy mengatakan ajang perlombaan ini merupakan bentuk support Disbudporapar Kota Banjarmasin untuk pengembangan dan pembinaan permainan tradisional melalui Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Banjarmasin. Terlebih, peminat layangan dandang cukup tinggi di Kota Seribu Sungai.
Selain itu, tentunya perlombaan layangan besar ini bertujuan untuk pelestarian terhadap permainan tradisional yang memiliki unsur budaya khas Kalsel.
"Pastinya kami selalu siap dan mensupport kegiatan seperti ini. Apalagi layangan dandang ini yang kita tahu ada unsur budaya yang terkandung, selain permainan dan olahraga. Jadi patut dilestarikan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Layang-layang Indonesia (Pelangi) Kota Banjarmasin, Ahmad Baihaqi mengatakan ada 86 peserta yang mengikuti. Tidak hanya berasal dari 13 kabupaten/kota Kalsel saja. Namun dari daerah lain, paling jauh Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Dari 86 peserta itu, ada 151 layangan dandang yang diperlombakan karena setiap peserta boleh ikut sertakan maksimal dua layangan," jelas Baihaqi.
Menurut Baihaqi dalam perlombaan ini, tema dibebaskan untuk hiasan layangan dandang sehingga peserta didorong untuk lebih kreatif lagi.
Sementara penilaian ada dua aspek yang diperhatikan. Dilihat dari bentuk dan desain layangan dandang. Kemudian penilaian saat layangan dandang terbang. Apakah stabil atau tidak.
"Tentunya ada juri dari provinsi yang menilai," pungkasnya.
(Hamdiah)