Trending

Keterbatasan Lahan, Jadi Kendala Pengembangan Pegiat Layangan di Banjarmasin

Lomba layangan dandang yang digelar Pemko Banjarmasin benerapa waktu lalu.

Banjarmasin - Keterbatasan lahan atau ruang menjadi kendala utama dalam pengembangan pegiat layangan di Kota Banjarmasin.

Kondisi memprihatikan ini pun ditunjukkan pada pergelaran lomba layangan dandang yang digelar Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dalam memeriahkan Hari Jadi (Harjad) Kota Banjarmasin ke 499 tahun pada Sabtu (13/9/2025) lalu.

Dimana tempat pelaksanaanya lomba tersebut meminjam halaman rumah Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhidin.

Padahal menurut Ketua Layang-layang Indonesia (Pelangi) Kota Banjarmasin, Ahmad Baihaqi pegiat layangan terutama jenis layangan dandang cukup tinggi di Kota Seribu. Namun selama ini, tidak di support dengan fasilitas lahan untuk pengembangan permainan tradisional tersebut.

Maka tak heran lanjut Baihaqi, banyak anak-anak hingga orang dewasa terpaksa bermain layang-layang tidak pada tempatnya, seperti di pinggir-pinggir jalan.

"Tentu kondisi itu cukup membahayakan pengguna jalan lain," kata Baihaqi, Senin (15/9/2025).

Baihaqi berharap ke depan Pemko Banjarmasin bisa memikirkan hal ini. Mengingat potensi permainan layang-layang terutama jenis dandang sudah sangat luar biasa.

Selain populer di Indonesia hingga internasional. Warisan budaya ini Kota Banjarmasin ini juga pernah berhasil menjuarai lomba layangan dandang di tingkat nasional mewakili Provinsi Kalsel.

"Kami memohon sekali, semoga ada tempat khusus untuk bermain layang-layang ini dan mungkin bisa untuk permainan lain. Supaya tidak menganggu fasilitas umum dan pengguna jalan umum," tuturnya.

Menurutnya kendala ini sempat disampaikan langsung ke Wakil Wali Kota Banjarmasin, Ananda usia membuka lomba layangan dandang dan merespon baik aspirasi tersebut.

"Semoga ini benar-benar bisa terwujud," akhirnya.

Sementara itu, Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Olahraga Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin, Edy Riswan menuturkan permasalah lahan ini memang sudah menjadi perhatian serius pihaknya selama ini.

Dimana beberapa Cabang Olahraga (Cabor) umum hingga tradisional kesulitan berlatih karena tidak ada tempat khusus untuk mereka. Seperti ketapel, air shoft gun dan tentunya layangan.

"Tidak kami pungkiri memang kendala kita ini lahan untuk mereka berlatih dan mengembangkan bakat olahraga mereka," ungkap Edy.

Maka dari itu, saat ini Disbudporapar Kota Banjarmasin tengah membangun stadion olahraga yang tersebar di lima Kecamatan Banjarmasin.

Pembangunan lima stadion olahraga ini lanjut Edy, sudah berproses. Bahkan sudah ada yang bisa difungsikan atau dipakai.

"Stadion di Selatan dan Timur itu sudah siap pakai. Sementara di Barat, Utara dan Tengah masih dalam proses," ujarnya.

Stadion olahraga ini lanjutnya, dibuat multifungsi untuk berbagai cabor yang mana rencananya pemakaian stadion bergantian atau bergilir.

"Tidak bisa misalnya khusus untuk layangan. Tentu membutuhkan anggaran besar. Jadi kita buat stadion terpadu ini, tinggal nanti dibikin jadwal penggunaannya secara bergantian," bebernya.

Di samping itu, pihaknya juga tengah melakukan pendataan lahan-lahan kosong di Kota Seribu Sungai yang mungkin bisa dimanfaatkan.


(Hamdiah)
Lebih baru Lebih lama