Banjarmasin - Memeriahkan Hari Jadi ke-499 Kota Banjarmasin, Pemerintah Kota Banjarmasin kembali menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2025 tingkat SMP se- kota Banjarmasin, yang diselenggarakan di SMP Negeri 2 Banjarmasin, Kamis (4/9/2025).
Wakil Wali Kota Banjarmasin, Ananda yang hadir pada kesempatan itu disambut antusias oleh para guru, orang tua dan pelajar, didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, Ryan Utama, Plt Kepala Sekolah serta jajaran terkait.
Seperti diketahui, program FTBI telah menjelma menjadi program rutin tahunan di sektor pendidikan yang menyasar pada penggalian potensi anak-anak SD dan SMP di seluruh Indonesia, tak terkecuali Kota Banjarmasin.
Yang mana program itu menuntut peserta didik untuk dapat membangkitkan kembali geliat bahasa dan budaya lokal melalui berbagai ajang perlombaan yang menarik.
"Kita tahu ini semua tujuannya agar bahasa dan budaya Banjar yang kita cintai, itu tidak luntur begitu saja," jelas dia.
Lebih lanjut, Ananda turut mengenang masa-masa dirinya saat bersekolah di salah satu SMP unggulan kota Banjarmasin tersebut.
"Apalagi disini, ulun termasuk Pak Wali kota dan Plt Kadisdik Ryan Utama, semua merupakan lulusan. Maka harapan kami jadikan ini sebagai pengalaman yang berkesan bagi adik-adik pelajar," ungkapnya.
Selaras dengan hal itu, Ananda menginginkan agar program pelestarian Bahasa Ibu atau Bahasa Banjar tidak sekadar formalitas semata, namun benar-benar diimplementasikan dalam berbagai aktivitas pelajar di sekolah.
"Kesadaran dan kecintaan pada bahasa Ibu kita, bahasa Banjar itu harus dilestarikan. Karena saat ini banyak anak-anak kita yang menganggap bahwa bahasa Jaksel. Misalnya itu keren," beber Wawali.
"Bahkan ulun dan Pak Wali selama ini telah mencontohkan di sosial media kami untuk membiasakan pakai bahasa Banjar di setiap kesempatan," timpalnya lagi.
Sementara itu, Kepala Disdik Banjarmasin, Ryan Utama, dalam keterangannya menyebut terdapat lima kategori ajang yang diperlombakan pada Festival Tunas Bahasa Ibu.
"Ada limba lomba, mulai dari pidato bahasa Banjar, menulis puisi, lalu Bapandung (komedi tunggal, red), bercerita bahasa Banjar dan menulis cerita pendek," jelas Ryan.
Ia ingin memastikan agar Bahasa Banjar tetap hidup eksis di berbagai elemen kehidupan sosial bermasyarakat. "Antusias peserta setiap tahunnya semakin baik dan ini menunjukkan bahasa Banjar masih jadi bahasa Ibu yang sarat makna dan kental di masyarakat," tuturnya.
Dengan adanya FTBI, diharapkan siswa-siswa di Kota Banjarmasin dapat lebih mencintai dan menyukai bahasa daerahnya sendiri. Ini penting, agar bahasa Banjar tidak punah di masa mendatang.
(Tim Peliputan)