babuncu4news.com, Banjarmasin - Pembangunan trotoar tahap kedua yang sedang berjalan saat ini. Nampaknya berimbas pada sejumlah pohon yang berada di badan trotoar lebih dulu.
Pasalnya, untuk melancarkan pengerjaan trotoar ramah disabilitas di sepanjang Jalan Lambung Mangkurat itu mengharuskan penebangan pohon yang sudah ada.
Dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin.
"Terkait pohon ini kita akan berkoordinasi dengan DLH. Dimana proyek pembangunan trotoar ini sudah berkontrak dan jalan," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Kartika Estaurina, Jumat (1/8/2025).
Di samping keberadaan pohon-pohon yang akan menjadi korban, pengerjaan yang memakan hampir separo badan jalan juga membahayakan pengendara. Maka dari itu, rambu-rambu peringatan di pasang selama pengerjaan ini berlangsung.
“Kita tergetkan pengerjaan selesai bulan November-Desember. Kita akan juga terus evaluasi pengerjaan di lapangan, termasuk pemasangan rambu agar pengendara aman,” tuturnya.
Lebih jauh, ia menjabarkan, sama seperti pengerjaan trotoar tahap satu, pembangunan lanjutan trotoar di jalan Lambung Mangkurat tahun ini juga dibarengi pembuatan gorong-gorong di bawahnya.
Sekaligus pembangunan jalur ducting atau Infrastruktur Pasif Telekomunikasi (IPT), untuk merapikan kabel utilitas yang selama ini terpasang di atas dan merusak estetika kota.
“Sejauh ini tidak ada kendala yang ditemui di lapangan. Intesitas hujan juga masih kurang,” akhirnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pertamanan, Sarana, dan Prasarana DLH Kota Banjarmasin, Muhammad Fauzi Noor menuturkan dalam proyek pembangunan trotoar itu terdata ada 24 pohon jenis angsana yang terdampak.
Fauzi menjelaskan penebangan tersebut dilakukan atas dasar kajian teknis dan kesepakatan antarinstansi.
Selain itu, pohon angsana yang ditebang dianggap berisiko karena akarnya dapat merusak konstruksi trotoar dan mengganggu estetika kawasan.
"Memang ada 24 pohon angsana yang ditebang. Namun, semua itu dilakukan melalui prosedur yang jelas dan sudah dikaji dampaknya. Pihak PUPR akan mengganti dengan pohon jakaranda yang memiliki kanopi rindang tapi akarnya tidak merusak infrastruktur," ujar Fauzi.
Ia menambahkan, jakaranda dipilih karena dinilai cocok dengan karakter kawasan, memiliki tampilan menarik saat berbunga, dan tidak berpotensi mengganggu utilitas trotoar maupun jaringan bawah tanah.
“Akar jenis jakaranda juga tidak merusak trotoar. Kami ingin penghijauan tetap jadi prioritas. Setelah trotoar selesai direkonstruksi,” pungkasnya.
Hamdiah
Tags:
Pemko Banjarmasin