Trending

Warga Menduga Ambruknya Titian Kampung Hijau Disebabkan Kesalahan Pengerjaan

Bagian titian Jalan Kampung Hijau yang sudah mulai diperbaiki.

Banjarmasin - Insiden ambruknya titian Jalan Kampung Hijau, menimbulkan dugaan adanya kesalahan dalam pengerjaan perbaikan.

Sebab, diketahui akses utama warga Kampung Hijau tersebut sedang dalam proses pengerjaan renovasi.

Dugaan itu disampaikan salah seorang warga, Kusman Hadi yang curiga ada kesalahan teknis konstruksi yang menjadi pemicu utama. 

Menurutnya, proyek renovasi seharusnya membongkar titian secara menyeluruh. Kemudian dikerjakan per segmen. 

Namun, pengerjaan yang dilakukan justru hanya menimpa titian lama dan memotong salah satu ruas, sehingga pondasi tidak kuat menahan beban.
"Harusnya dibongkar dulu semua, lalu dikerjakan per segmen. Ini malah langsung dilapisi saja, dan salah satu ruasnya dipotong. Akibatnya, pondasi jadi tidak kuat dan runtuh," kata Kusman, Kamis (7/8/2025).

Kusman juga menyoroti pengerjaan proyek tidak mempertimbangkan dengan kondisi alam. Mengingat lokasi berada di bantaran sungai yanh sangat mungkin terjadi arus kuat. 

"Kalau tidak dibongkar dan dipasang bertahap, jelas pondasinya tidak kuat," imbuhnya. 

Sebelumnya kejadian, warga juga sempat melaporkan adanya getaran dan suara aneh. Namun laporan itu diabaikan dan perbaikan tetap berjalan tanpa pembongkaran.

Dugaan tersebut, dibantah langsung Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Damaiyanti yang menyebutkan bahwa mbruknya titian bukan disebab proyek perbaikan.

Damaiyanti menegaskan bahwa pengerjaan yang dilakukan hanya  memotong beton pelapis di bagian atas. Bukan bagian dari struktur utama.

​"Kalau dibilang imbas, sepertinya tidak. Kami hanya potong beton pelapis di bagian atas badan titian. Itu bukan bagian dari struktur awal, hanya tambahan yang mengikat ke gelagar," terang Damaiyanti.

​Menurutnya, penyebab utama ambruknya titian adalah kondisi pondasi yang sudah menggantung sebelum proyek dimulai. Ditambah beban aktivitas warga dan derasnya arus sungai. 

"Titian itu memang sudah miring sebelum runtuh," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengungkapkan ambruknya titian berdampak pada anggaran proyek yang semula sekitar Rp. 2 miliar dari APBD murni karena penanganan tidak berfokus pada bagian titian yang sudah ambruk. Tapi juga titian yang bergelombang 

"Kita akan mengatur ulang alokasi anggaran untuk penanganan kerusakan ini. Mengingat pagu nya mepet sekali," pungkasnya.


(Hamdiah)
Lebih baru Lebih lama