Banjarmasin - Pemerintah Kota Banjarmasin menegaskan komitmennya untuk tidak sekadar hadir sebagai birokrasi formal, tetapi sebagai garda depan pelayanan publik yang ramah, cepat, dan berdampak.
Hal ini disampaikan Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin dihadapan seluruh ASN dan frontliner pelayanan publik Kota Banjarmasin dalam Workshop Budaya Pelayanan Prima yang digelar pada Rabu (30/4/2025) di Hotel G’Sign.
Yamin mengajak seluruh jajaran untuk meninggalkan budaya birokratis yang 'dingin' dan menggantinya dengan semangat melayani penuh empati.
“kita harus meningkatkan pelayanan dan sikap nyata ke masyarakat. Warga datang bukan untuk dilayani seadanya, tapi untuk dilayani semaksimalnya,” tegas Yamin dalam pembukaan acara yang dihadiri para pejabat struktural Pemko.
Workshop yang digelar oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin ini bukan sekadar agenda rutin. Target yang dibidik jelas yakni menjadikan Banjarmasin masuk dalam tiga besar kota terbaik pelayanan publik secara nasional.
Yamin mengakui, bahwa capaian yang diraih oleh pemerintahan terdahulu patut diapresiasi, tapi bukan untuk dinikmati terlalu lama.
"Peringkat 24 nasional itu bukan akhir. Kita harus pacu lagi jadi peringkat tiga. Kita tidak mulai dari nol. Kita punya warisan baik yang tinggal dilanjutkan, tapi dengan cara kerja yang lebih progresif,” ujarnya.
Ia juga menyinggung tentang pentingnya pelayanan yang menyentuh sisi kemanusiaan. “Mulailah dari hal kecil, seperti menyambut masyarakat dengan senyum tulus. Itu bukan basa-basi, itu budaya yang harus hidup di kantor pelayanan,” ucapnya, seraya menegaskan bahwa digitalisasi juga menjadi bagian dari prioritas Yamin-Ananda dalam membenahi pelayanan publik di Banjarmasin.
Salah satu kisah keberhasilan yang diangkat dalam acara tersebut adalah Puskesmas Sungai Andai, yang kini menjadi rujukan nasional sebagai model pelayanan publik ramah versi Ombudsman RI. “Saya bangga. Puskesmas Sungai Andai jadi wajah baru pelayanan publik kita. Tapi jangan berhenti di sana. Kita harus punya lebih banyak wajah seperti itu,” kata Yamin.
Sementara itu, Kepala Bagian Organisasi Setda Kota Banjarmasin, Eka Rahayu Normasari menyebut bahwa target tiga besar pelayanan publik secara nasional bukanlah mimpi semata. “Dulu kita pernah berada di peringkat 2 se-Indonesia. Artinya, kita punya potensi. Sekarang semua kota berlomba berbenah, maka kita juga harus melangkah lebih cepat dan lebih terarah,” jelas Ayu.
Ia menambahkan bahwa perubahan tidak datang dari satu orang, melainkan dari komitmen kolektif seluruh ASN dan pemangku kepentingan. “Kalau kita ingin dikenang bukan hanya sebagai pekerja administratif, tapi sebagai pelayan rakyat, maka inilah saatnya kita ubah budaya kerja kita,” tutupnya.
(Tim Peliputan)